GRAFOLOGI BERASAL DARI BAHASA YUNANI, graph berarti menulis dan logos berarti ilmu sehingga grafologi berarti ilmu menulis tangan. Grafologi
adalah cabang ilmu psikologi. Ilmu ini diberikan pada sebagian besar
mahasiswa fakultas psikologi dalam mata kuliah psikografik atau
psikodiagnostik. Grafologi juga sudah cukup lama dikenal dan
dipelajari oleh banyak kalangan. Ilmu ini sangat bermanfaat untuk
menginterpretasikan karakter seseorang melalui analisis dan pengamatan
tulisan tangan. Dari sini, dapat diketahui karakter dan kepribadian yang
ada di balik tulisan tangan.
Tulisan tangan adalah tulisan dari
otak manusia karena ketika menulis, kita menuangkan apa yang ada dalam
pikiran. Jadi, tulisan tangan merupakan gambaran dari kepribadian setiap
individu. Pikiran secara sadar menentukan apa yang Anda tulis dan alam
bawah sadar mengontrol bagaimana cara kita menulis. “tulisan tangan
seseorang juga merupakan cerminan jujur dari apa pun yang ada di dalam
benak orang tersebut. Meski menulis adalah sebuah kegiatan yang
tampaknya dikendalikan oleh pikiran sadar seseorang, tetapi pikiran
bawah sadar seseorang lebih berpengaruh pada gaya, bentuk, dan
karakter-karakter lain di dalam tulisan. Semua hal tentang seseorang
terpapar dengan jujur dan gamblang melalui tulisan tangannya.
Lebih
dari itu, tulisan tangan seseorang ternyata seperti sidik jari. Setiap
orang mempunyai gaya dan tipe tulisan sendiri. Tidak ada orang yang
memiliki tulisan tangan identik dengan orang lain. Gaya menulisnya pun
dapat diamati, apakah tulisan lebih miring ke kiri, kanan, atau tegak.
Bahkan, dapat diketahui juga tangan apa yang digunakan menulis, kanan
atau Juga dapat diamati ornamen-ornamen pada tulisan, misal tanda titik,
bentuk lingkaran, tanda koma, dan jarak spasi. Semua ini memiliki arti
tersendiri yang menggambarkan karakter.
Diawali Sejak 2000 tahun Silam
Ketertarikan atas tulisan tangan sebagai indikator kepribadian dapat dilacak dalam sejarah. Lebih dari 2000 tahun yang lalu, Aristoteles mengungkapkan hubungan antara tulisan tangan dan kepribadian; “Seperti cara berbicara manusia yang pengucapannya berbeda-beda, begitu pula perbedaan menulis.”
Ketertarikan atas tulisan tangan sebagai indikator kepribadian dapat dilacak dalam sejarah. Lebih dari 2000 tahun yang lalu, Aristoteles mengungkapkan hubungan antara tulisan tangan dan kepribadian; “Seperti cara berbicara manusia yang pengucapannya berbeda-beda, begitu pula perbedaan menulis.”
Aristoteles mengungkapkan adanya hubungan antara tulisan tangan dan kepribadian sejak ribuan tahun yang lalu.
Sementara
di tempat berbeda, orang-orang Cina melakukan pengamatan bahwa ada
kaitan antara karakter individu dan tulisan tangannya. Sorotan lebih
tajam dilontarkan filsuf Cina, Konfusius: “Tulisan tangan dapat secara
sempurna menunjukkan apakah itu datang dari seorang cerdas atau seorang
yang terbuka.” Melalui cara yang sama, dengan melirik tulisan pada
amplop surat, kita langsung tahu apakah teman dekat atau relasi yang
mengirimnya. Meskipun sudah sangat lama menarik perhatian kalangan
terpelajar, baru pada tahun 1622 seorang ahli fisika dan profesor
filosofi pada Universitas Bologna menerbitkan sebuah buku mengenai
analisis karakter melalui studi atas tulisan tangan.
Kemudian,
pada akhir abad 19, tepatnya tahun 1800, Abbe Michon, seorang kepala
sekolah di Paris yang sangat menghargai intelektualitas menulis beberapa
buku dengan subjek tulisan tangan sekaligus memperkenalkan istilah
“Grafologi”. Penelitiannya selama bertahun-tahun mengenai analisis
tulisan tangan dipublikasikan pada tahun 1872. Namun. hingga kini tetap
perlu dibaca oleh orang yang benar-benar ingin mempelajari ilmu analisis
tulisan tangan.
Abbe Michon adalah tokoh yang mengenalkan istilah grafologi.
Penggantinya,
yaitu Crepieux Jamin membuat klasifikasi bidang-bidang grafologi dalam
sebuah sistem yang lebih komprehensif. Hampir bersamaan, sekitar tahun
1890 di Jerman, Dr. Ludwig Klages, seorang filosof dan ahli grafologi
melakukan terobosan dengan mengaplikasikan teori grafologi. Dia
mengembangkan teorinya mengenai irama dan bentuk level (from level) dan
secara signifikan meluaskan lingkup grafologi.
Max Pulver, seorang
profesor Swis yang mengajarkan grafologi di Universitas Zurich
menggunakan psikoanalisis untuk pertama kalinya dalam melakukan
interpretasi atas grafologi. Langkah ini diikuti oleh Ania Teillard yang
telah bekerja bersama C.G. Jung selama 20 tahun dan menerapkan teori
tipologi-nya (ekstrovert atau terbuka, introvert atau tertutup) ke dalam
teori-teori grafologi yang telah ada.
Alfred Biner, psikolog
terkemuka yang menemukan metode IQ yang dikenal luas hingga kini, juga
ikut melakukan penelitian mengenai grafologi. Menurut beliau, tes
intelejensi merupakan suatu bentuk dukungan terhadap analisis tulisan
tangan. la meyakinkan bahwa beberapa karakter kepribadian tertentu
terlihat dalam tulisan tangan.
Semua kajian ilmiah ini
memperlihatkan bahwa sebagai metode penilaian kepribadian, analisis
tulisan tangan telah mendapat validasi melalui penelitian-penelitian
menggunakan prosedur empiris dan klinis.
Tulis Tangan Sebagai Ciri Khas Individu
Menurut Sir William Herschel, tulisan tangan mencerminkan kepribadian, seperti sidik jari membuka identitas seseorang. Seorang psikolog Prancis, Pirre Janet (1859-1947), menganggap analisis tulisan tangan sebagai “ilmu masa depan” dan menggambarkan tulisan tangan adalah film yang merekam sensibilitas penulisnya. Tulisan tangan sangat personal dan gambaran ciri khas kepribadian setiap individu. Tulisan tangan seseorang adalah ciri khas privat atau segel yang tidak dapat ditiru orang lain secara persis.
Menurut Sir William Herschel, tulisan tangan mencerminkan kepribadian, seperti sidik jari membuka identitas seseorang. Seorang psikolog Prancis, Pirre Janet (1859-1947), menganggap analisis tulisan tangan sebagai “ilmu masa depan” dan menggambarkan tulisan tangan adalah film yang merekam sensibilitas penulisnya. Tulisan tangan sangat personal dan gambaran ciri khas kepribadian setiap individu. Tulisan tangan seseorang adalah ciri khas privat atau segel yang tidak dapat ditiru orang lain secara persis.
“Hasil cetakan” yang ditinggalkan tulisan tangan
mendeskripsikan karakter setiap individu dalam telaah atau analisis
secara psikologi. Ahli grafologi, dengan menggunakan teknik-teknik
grafologi dan kombinasi teori psikologi, akan mampu menguraikan hasil
analisis tersebut dan mengartikan tulisan tangan seseorang ke dalam
suatu deskripsi bermakna mengenai karakter orang tersebut.
Menulis
sendiri telah melalui suatu proses yang sangat panjang seiring dengan
perkembangan peradaban manusia. Simbol gambar telah digunakan manusia
Neanderthal. Dalam berbagai penelitian arkeologi, banyak ditemukan
gambar purba di dinding-dinding gua. Simbol berupa gambar antara lain
juga digunakan orang Indian Amerika. Tak diragukan lagi, simbol-simbol
ini merupakan usaha menulis atau suatu cara berkomunikasi yang sangat
primitif.
Bangsa Phoenisia kemudian menciptakan huruf-huruf
pertama untuk menulis seperti yang kita kenal sekarang. Bangsa Yunani
kemudian mengadopsi alfabet tersebut dan menciptakan huruf vokal. Pada
saat bersamaan, mereka mengubah arah menulis. Bangsa Semetik menulis
dari kanan ke kiri (seperti tulisan Arab), sementara bangsa Yunani
menulis dari kiri ke kanan.
Setelah melalui beberapa modifikasi,
alfabet tersebut menjadi seperti yang kita ketahui saat mi. Huruf-huruf
kapital hampir seluruhnya identik, tapi huruf kecil mengalami beberapa
modifikasi. Bentuk latin huruf kapital dengan cepat menyebar ke seluruh
dunia karena jelas, sederhana, dan terlihat positif. Dan i sini, budaya
menulis kemudian menjadi kebiasaan yang dilakukan banyak orang.
Dalam
perjalanan waktu, bentuk-bentuk khusus tulisan tangan setiap orang
mulai menarik minat banyak orang. Pada awal abad 2 SM, C. Suetonius
Tranquillus mencatat kekhasan tulisan tangan Caesar, sementara di Cina
hubungan antara tulisan tangan dan kepribadian mulai dipelajari.
Meskipun
pengajaran tentang alfabet, formasi huruf, dan pengucapan dilakukan
para ilmuwan, tetapi mulai disadari ada faktor individual dalam tulisan
tangan. Hal ini menarik perhatian Camilo Baldi, seorang profesor di
Universitas Bologna dan menulis buku berjudul “How to Judge the Nature
from His Letter”.
Selama abad ke-18, ketertarikan mengenai
grafologi meningkat pesat. Namun, pada pertengahan abad ke-19 terjadi
perkembangan signifikan. Sejak itu, ilmu grafologi terus berkembang.
Saat ini, grafologi telah menyebar ke seluruh dunia. Di Benua Eropa,
grafologi dikenal luas. Di Jerman, ada ribuan ahli grafologi yang
membuka praktek, beriklan secara Inas, dan ada sembilan universitas yang
mengajarkannya sebagai mata kuliah.
Di Amerika Serikat, sudah
terbentuk suatu jaringan ahli grafologi yang luas di bawah kontrol the
International Grafoanalysts’ Society (Masyarakat Ahli Grafologi
International}. Sejak 1895, lebih dari 2.200 peneliti mempublikasikan
analisis tulisan tangan dalam ilmu kesehatan, pendidikan, dan jurnal.
Kini, grafologi telah membuktikan keberadaan dan manfaatnya serta banyak
digunakan dalam investigasi kriminal, seleksi pegawai, evaluasi
psikiater, penelitian tingkah laku, dan berbagai bidang kehidupan sosial
dan komersial lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar